Harga Pokok Produksi (HPP) adalah total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dalam periode tertentu. Konsep ini sangat fundamental dalam akuntansi biaya, terutama bagi perusahaan manufaktur, karena menjadi dasar untuk menentukan harga jual produk dan mengukur efisiensi operasional
Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi
- Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Materials Cost) Ini adalah biaya bahan-bahan yang secara langsung dan signifikan menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya adalah kain untuk membuat baju, kayu untuk furnitur, atau tepung untuk roti. Biaya ini mudah diidentifikasi dan dilacak per unit produk.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost) Biaya ini mencakup upah dan tunjangan yang dibayarkan kepada pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Contohnya adalah gaji tukang jahit di pabrik garmen atau upah buruh di pabrik sepatu. Biaya ini berbanding lurus dengan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang.
- Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost) Biaya ini adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead sering disebut biaya tidak langsung. Contohnya termasuk biaya listrik pabrik, biaya perawatan mesin, gaji manajer produksi, dan biaya sewa gedung pabrik. Biaya ini tidak secara langsung dapat dilacak per unit produk, sehingga alokasinya membutuhkan metode khusus.
Perhitungan HPP dilakukan dengan menjumlahkan ketiga unsur biaya produksi di atas. Rumus dasarnya adalah:
Harga Pokok Produksi (HPP) = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
Sebagai catatan, seringkali dalam laporan keuangan, HPP juga disesuaikan dengan persediaan barang dalam proses awal dan akhir. Rumus yang lebih lengkap adalah:
HPP = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang dalam Proses Awal - Persediaan Barang dalam Proses Akhir
Total biaya produksi didapat dari penjumlahan ketiga unsur biaya (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead). Dengan menghitung HPP secara akurat, perusahaan dapat menentukan harga jual yang tepat, mengendalikan biaya produksi, dan mengevaluasi kinerja operasional mereka.
Contoh Perhitungan Harga Pokok Produksi Barang (Perusahaan Manufaktur)
Misalkan sebuah pabrik memproduksi 10.000 unit meja kayu dalam satu bulan. Berikut adalah rincian biaya yang dikeluarkan:
Biaya Bahan Baku Langsung:
- Kayu: Rp100.000.000
- Baut dan cat: Rp10.000.000
- Total Biaya Bahan Baku = Rp110.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung:
- Upah tukang kayu (pekerja yang langsung merakit meja): Rp50.000.000
Biaya Overhead Pabrik:
- Biaya sewa gedung pabrik: Rp20.000.000
- Listrik dan air pabrik: Rp15.000.000
- Biaya perawatan mesin: Rp5.000.000
- Gaji mandor pabrik: Rp10.000.000
- Total Biaya Overhead Pabrik = Rp50.000.000
Hitung Total Biaya Produksi:
Total Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
Total Biaya Produksi = Rp110.000.000 + Rp50.000.000 + Rp50.000.000 = Rp210.000.000
Hitung HPP per Unit:
HPP per Unit = Total Biaya Produksi / Jumlah Unit yang Diproduksi
HPP per Unit = Rp210.000.000 / 10.000 unit = Rp21.000 per unit
Dengan HPP per unit sebesar Rp21.000, perusahaan dapat menentukan harga jual dengan menambahkan margin keuntungan yang diinginkan.
Contoh Perhitungan Harga Pokok Produksi Jasa
Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan bahan baku fisik, sehingga HPP lebih berfokus pada biaya langsung terkait penyediaan layanan. Konsep ini sering disebut sebagai Harga Pokok Penjualan (Cost of Revenue).
Misalkan sebuah agensi digital marketing menyediakan jasa pembuatan 10 konten website untuk klien.
Biaya Tenaga Kerja Langsung:
- Gaji penulis konten (pekerja yang langsung menulis konten): Rp2.000.000
- gaji desainer grafis (pekerja yang membuat gambar pendukung): Rp1.500.000
- Total Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp3.500.000
Biaya Bahan Baku Langsung (jika ada):
- Biaya langganan stock photo dan software desain: Rp500.000
Biaya Overhead Jasa:
- Biaya sewa kantor (dialokasikan per proyek): Rp300.000
- Listrik dan internet kantor: Rp200.000
- Total Biaya Overhead = Rp500.000
Perhitungan HPP:
Hitung Total Biaya untuk Proyek:
Total Biaya Proyek = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Overhead
Total Biaya Proyek = Rp3.500.000 + Rp500.000 + Rp500.000 = Rp4.500.000
Hitung HPP per Unit Jasa (per konten):
HPP per Unit = Total Biaya Proyek / Jumlah Konten yang Dihasilkan
HPP per Unit = Rp4.500.000 / 10 konten = Rp450.000 per konten
Dengan mengetahui HPP per konten, agensi dapat menetapkan harga jual yang kompetitif.
Semoga Bermanfaat...!!!!
Related Post:
- Cash Basis & Accrual Basis
- Pengeluaran Kas manufaktur (1)
- Analisis Dokumen Transaksi
- Pengeluaran Kas Manufaktur (2)
- Penerimaan Kas manufaktur
- Penyesuaian Beban
- Konsep Dasar Akuntansi Biaya
- Akuntansi Perusahaan Manufaktur
- Akuntansi Biaya dan Akuntansi Keuangan
- Dokumen Sumber & Dokumen Pendukung Perush Manufaktur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar