"Aku sesuai dengan
prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya apabila ia memohon kepada- Ku." (HR
Muslim). Hadis ini menganjurkan kepada kita semua untuk terus berpikir positif
(husnuzan). Bahkan, motivator Muslim dunia Dr Ibrahim Elfiky (2009) menulis
buku fenomenal berjudul Terapi Berpikir Positif. Ya, husnuzan atau berpikir
positif ternyata bisa menyembuhkan, bisa menjadi obat bagi mereka yang ingin
hidupnya bahagia, dan juga bisa menjadi solusi praktis bagi mereka yang saat
ini hidupnya dipenuhi kesulitan demi kesulitan.
Harus diakui, hidup di zaman
sulit seperti saat ini, membutuhkan energi besar agar tetap bisa bertahan.
Masalah demi masalah kita baca dan dengar setiap hari di media sosial maupun di
media massa. Antara yang salah dan yang benar terasa absurd. Antara pelaku dan
korban juga sulit dibedakan. Akibatnya, muncul adagium "maling teriak
maling", seperti judul bukunya Noam Chomsky (2001).
Bagaimana cara mengaktifkan
pikiran agar kita bisa selalu berpikir positif (positive thinking)? Menurut
sebuah riset, manusia setiap harinya kurang lebih berpikir 60 ribu kali. Bahkan,
riset dari Fakultas Kedokteran Universitas San Fransisco (1986) menyebutkan, 80
persen dari pikiran manusia cenderung menyuruh pada hal-hal yang negatif. Dari
pikiran-pikiran negatif ini akan mengarahkan untuk berperilaku buruk dan
menyimpang. Jika tidak dikendalikan sejak awal, perilaku negatif ini akan
membentuk watak dan karakter buruk seseorang. Ini yang harus kita hindari
bersama.