Real Time

Welcome to my personal website:"pojokilmu.net". Informasi Akurat Seputar Pendidikan, Pembelajaran dan Akuntansi....!!!!

Sabtu, 27 Maret 2021

Titik Point Revitalisasi SMK

Oleh : Winarto

Pendidikan kejuruan atau vokasi memiliki peran penting dalam menyiapakan calon tenaga kerja yang kompeten. Indikasi keberhasilan pendidikan vokasi adalah terserapnya lulusan SMK ke DUDIKA sesaui dengan kopetensi keahliannya. Untuk hal tersebut maka pendidikan kejuruan atau vokasi perlu adanya revitalisasi. Instruksi  Presiden  No.  9  Tahun  2016  menetapkan  empat poin  yang  menjadi  fokus  revitalisasi  Sekolah  Menengah  Kejuruan (SMK)  sebagai  upaya  meningkatkan  mutu  sumber  daya  manusia, khususnya  untuk  penyediaan  tenaga  kerja  trampil.  Keempat  poin tersebut  melingkupi  revitalisasi  kurikulum,  pendidik  &  tenaga kependidikan,  kerja  sama,  dan  lulusan”.

Kurikulum  untuk  jenjang SMK masih belum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, industry dan dunia kerja (DUDIKA), akibatnya, sulit untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang siap pakai oleh dunia usaha  dan  industri.  Kurikulum SMK harus dirancang sehingga memiliki muatan yang padat dan bermakna bagi peserta didik. Dengan  revitalisasi  ini,  kurikulum  di SMK  akan diselaraskan dengan kebutuhan DUDIKA, sehingga kurikulum  yang  dirancang  lebih  fleksibel.  Artinya, kurikulum  disesuaikan  dengan  kebutuhan  industri.  Melalui kurikulum ini diharapkan konsep link and match akan semakin tercapai.

Selain  kurikulum,  revitalisasi  juga  dilakukan  dari  sisi pendidik dan tenaga kependidikan, terutama guru. Disamping aspek  ketersediaan, revitalisasi juga menyasar pada perbaikan kompetensi guru. Guru sebagai salah satu actor utama dalam proses pembelajaran harus kompeten, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang apa yang disampikan menjadi lebih bermakna bagi peserta didik.  Untuk mencapai hal tersebut dapat dilakukan melalui  diantaranya  mengikutsertakan pada kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat), workshop, seminar, pemilihan guru teladan hingga pemberian tunjangan profesi sebagai sarana  untuk  pengembangan  diri  guru.    

Revitalisasi yang juga tidak kalah penting adalah membangun kerjasama atau kemitraan  antara  SMK  dan  dunia  usaha  dunia  industri dan dunia kerja (DUDIKA). Bentuk kerjasama ini diarahkan untuk memahami bagaimana kompetensi yang diperlukan dalam DUDIKA dan teknologi yang seperti apa yang berkembang dalam dudika. Selanjutnya kompetensi kompetensi tersebut dipetakan dalam bentuk soft skill (karakter kerja) maupun yang hard skill (pengetahuan dan Ketrampilan). Peserta didik wajib menguasai kompetensi tersebut sebagai standar minimal dalam DUDIKA. Selanjutnya  bentuk kerja sama yang dibangun oleh sekolah dapat berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta didik, tempat siswa dan guru magang, pendampingan praktik di sekolah oleh DUDIKA dana in sebagainya. Nota Kesepakan atau MoU wajib disusun antara sekolah dengan DUDIKA.

Revitalisasi  SMK yang terakhir adalah Kualitas Lulusan. SMK harus mampu menjamin mutu lulusan yang dihasilkannya. Untuk hal tersebut maka setiap lulusan dari SMK harus melalui uji kompetensi dan sertifikasi  yang  diakui DUDIKA.  Karena  kualitas  lulusan  SMK  akan menentukan  apakah  SMK  bisa  merespons  kebutuhan  DUDIKA  atau tidak. Indikasi untuk mengukur mutu lulusan ini adalah tingkat daya serap lulusan ke dalam DUDIKA, yakni bekerja sesaui dengan komptensi keahliannya, Melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan berwirausaha.

Semoga bermanfaat….!!!

Ref: Pola Kebijkan Pengembangan Guru Produktif. Diroktorat Pembinaan SMK, Kemendikbud RI

Related Post:

  1. Pembelajaran Yang Membosankan
  2. PKL SMK
  3. Meningkatkan Kosentrasi Belajar 
  4. Desain Pembelajaran berorientasi HOTS
  5. Menumbuhkan Motivasi Diri 
  6. Konsep Dasar Pendidikan SMK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi

Tantangan Bisnis di Era Modern

Oleh: Winarto Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan dengan cara menyedi...