Real Time

Welcome to my personal website:"pojokilmu.net". Informasi Akurat Seputar Pendidikan, Pembelajaran dan Akuntansi....!!!!

Selasa, 12 November 2019

Menghitung dan Mencatat Persediaan

Oleh: Winarto, S.Pd. M.Pd.
Prinsip dasar pengelolaan persediaan adalah untuk meminimalisir permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan persediaan barang. Permasalahan yang biasa muncul adalah berkaitan dengan jumlah persediaan barang yang ada, bias terlalu besar, atau sebaliknya, terlalu kecil. Selain hal tersebut juga mengenai spesifikasi dan jenis barang yang tidak sesuai dengan kondisi seharusnya. Untuk menghindari hal tersebut perlu dilakukan pengelolaan terhadap persediaan, yang biasa disebut dengan pengendalian intern persediaan. Prinsip-prinsip pengendalian intern tersebut diantaranya meliputi:
1. Pemisahan tugas bagian persediaan. Artinya perlunya pemisahan tugas antara bagian perhitungan persediaan dengan bagian yang bertugas mengawasi persediaan. Hal ini untuk menghindari terjadinya penyelewengan penggunaan persediaan yang ada.
2.   Pertanggungjawaban yang OTENTIK. Artinya  masing-masing bagian dalam pengelolaan persediaan wajib menggunakan otorisasi yang otentik terhadap setiap transaksi yang berkaitan dengan persediaan..
3.  Verifikasi intern yang independen, penghitungan ulang persediaan oleh petugas yang lain dan dilakukan penandaan terhadap item barang persediaan. Penandaan hanya dilakukan sekali.
4. Pendokumentasian yang tertib, artinya menggunakan penandaan persediaan barang dengan dokumen yang sudah dinomori sebelumnya (prenumbered)
Kepemilikan Persediaan dalam Perjalanan
Persediaan barang dalam perjalanan, karena proses  transaksi pembelian, maka kepemilikan barang tersebut tergantung dari syarat biaya pengiriman yang terjadi dalam transaksi tersebut. Terdapat dua syarat pengiriman barang, yaitu:
1.   FOB (Free on Board), shipping point. Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada saat barang diserahkan penjual kepada penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim barang yang independen.Pembeli menanggung biaya angkut pembelian.
2.   FOB (Free on Board) destination point. Kepemilikan barang masih berada di penjual sampai barang tersebut diterima oleh pembeli (di gudang pembeli). Dalam hal ini maka biaya pengiriman barang menjadi tanggung jawab penjual.

Sistem Akuntansi Persediaan
System akuntansi persediaan menyangkut bagaimana mutasi persediaan dalam perusahaan tersebut dihitung dan dicatat. Terdapat dua system pencatatan dalam akuntansi persediaan yaitu:
1.     Perpetual (perpetual inventory system)
Sistem pencatatan ini menghendaki setiap terjadi mutasi persediaan akan dicatat dalam kartu persediaan atau media yang sejenisnya, sehingga setiap saat kondisi persediaan akan selalu dapat diketahui. Mutasi persediaan tersebut meliputi penambahan persediaan dan pengurangan persediaan.
2.     Periodik (periodic inventory system)
Berbeda dengan system perpetual. Pada system periodic ini setiap mutasi persediaan tidak dicatat di dalam kartu persediaan. Pada akhir periode akuntansi harus melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan (stock opname of inventories) dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang yang ada di gudang.

Pengelolaan persediaan sangat penting dilakukan karena dapat memengaruhi pada nilai atau harga pokok produk akhir.  Pengelolaan persediaan yang tepat akan memberikan kontribusi yang positif pada penyusunan laporan laba rugi perusahaan dan juga laporan neraca. Sebaliknya kesalahan dalam penghitungan persediaan maka akan berakibat fatal dalam penentuan harga pokok produk.
Rumus harga pokok produk atau HPP adalah sebagai berikut:
Harga Pokok Produk (HPP) = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir

Bagaimana Mencatat Mutasi Persediaan.
Mutasi persediaan adalah perubahan jumlah dan nilai persediaan dalam perusahaan karena sebab-sebab tertentu. Penyebab tersebut meliputi:
1.     Pembelian persediaan, menyebabkan persediaan bertambah
2.     Retur pembelian, menyebabkan persediaan berkurang
3.     Penjualan atau pemakaian persediaan, menyebabkapan persediaan berkurang.

Perubahan persediaan tersebut tentunya akan dicatat baik dalam buku jurnal mauun dalam kartu persediaan. Untuk memberikan gambaran yang jelas, berikut ini diberikan contoh kasus sederhana tentang pencatatan mutasi persediaan.
UD Amanah adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan barang kosmetika. Berikut ini sebagian transaksi pada bulan Maret 2019:
Maret 03
Dibeli barang dagangan pada CV Mendhut seharga Rp 2.350.000,- syarat n/30.
Maret 04
Dikirimkan  nota debet pada CV Mendhut seharga Rp 250.000,- karena tidak sesuai dengan pesanan.
Maret 05
Dijual barang dagangan kepada langganan seharga Rp 1.800.000,- tunai. Harga pokok barang tersebut adalah Rp 1.300.000,-
Maret 08
Dibeli barang dagangan pada PT Maju seharga Rp 4.500.000,- syarat n/30.
Maret 09
Dikirimkan  nota debet pada PT Maju seharga Rp 300.000,- karena tidak sesuai dengan pesanan.
Maret 12
Dijual barang dagangan kepada langganan seharga Rp 3.750.000,- syarat n/30. Harga pokok barang tersebut adalah Rp 2.800.000,-
Dari data tersebut diminta:
1. Jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menggunakan system pencatatan baik secara fisik maupun perpetual!
2.   Nilai persediaan akhir barang dagangan

Jawab:
Pencatatan dengan system FIsik:
TGL
Keterangan
Ref
D (Rp)
K (Rp)
Maret 03
Pembelian
        Utang Dagang

2.350.000
-
-
2.350.000
Maret 04
Utang Dagang
        Retur Pembelian

250.000
-
-
250.000
Maret 05
Kas
        Penjualan

1.800.000
-
-
1.800.000
Maret 08
Pembelian
        Utang Dagang

4.500.000
-
-
4.500.000
Maret 09
Utang Dagang
        Retur Pembelian

300.000
-
-
300.000
Maret 12
Piutang Dagang
        Penjualan

3.750.000
-
-
3.750.000

Persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:
Pembelian                    Rp 6.850.000,-
Retur Pembelian         ( Rp    550.000,-)
Pembelian Bersih         Rp 6.300.000,-
HPPenjualan               (Rp 4.100.000,-)
Persediaan akhir          Rp 2.200.000,-

Pencatatan dengan system Perpetual:
TGL
Keterangan
Ref
D (Rp)
K (Rp)
Maret 03
Persediaan Barang
        Utang Dagang

2.350.000
-
-
2.350.000
Maret 04
Utang Dagang
        Retur Pembelian

250.000
-
-
250.000

HPP
        Persediaan Barang

250.000
-
-
250.000
Maret 05
Kas
        Penjualan

1.800.000
-
-
1.800.000

HPP
        Persediaan Barang

1.300.000
-
-
1.300.000
Maret 08
Persediaan barang
        Utang Dagang

4.500.000
-
-
4.500.000
Maret 09
Utang Dagang
        Retur Pembelian

300.000
-
-
300.000

HPP
        Persediaan Barang

300.000
-
-
300.000
Maret 12
Piutang Dagang
        Penjualan

3.750.000
-
-
3.750.000

HPP
        Persediaan Barang

2.800.000
-
-
2.800.000

Kartu Persediaan
Nama Barang : Kosmetik Type X
TGL
Keterangan
Fol
D (Rp)
K (Rp)
Saldo (D)
Maret 03
Pembelian

2.350.000
-
2.350.000
Maret 04
Retur Pembelian

-
250.000
2.100.000
Maret 05
Penjualan


1.300.000
800.000
Maret 08
Pembelian

4.500.000
-
5.300.000
Maret 09
Retur Pembelian


300.000
5.000.000
Maret 12
Penjualan


2.800.000
2.200.000


Selamat Belajar….semoga bermanfaat…!!!!!

Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN


Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Al. Haryono Jusup. Dasar-Dsar Akuntansi Jilid 2. (1995). Penerbit: BP STIE YKPN

Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi

Tantangan Bisnis di Era Modern

Oleh: Winarto Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan dengan cara menyedi...