Real Time

Welcome to my personal website:"pojokilmu.net". Informasi Akurat Seputar Pendidikan, Pembelajaran dan Akuntansi....!!!!

Kamis, 21 Mei 2020

Konsep Pendidikan Kihajar Dewantara

Oleh: Winarto
Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa, artinya jika bangsanya ingin maju dan kuat maka pendidikan rakyatnya harus maju. Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah saatnya kita untuk sadar, bangkit dari ketertinggalan pendidikan, kita harus mau dan mampu untuk selalu mengevaluasi konsep pendidikan yang kita terapkan. Pendidikan dan pembelajaran mengacu pada konsep yang jelas.  Pendidikan dan pembelajaran yang tanpa konsep dan tanpa system yang kuat hanyalah akan menghasilkan sumber daya manusia lemah, kurang mumpuni dan hanya akan menjadi sasaran empuk bangsa lain dalam semua segi kehidupan. Akankah kita menginginkan kondisi yang demikian itu? Tentunya TIDAK. Untuk hal tersebut tidak ada salahnya kita melihat kembali, mengulas kembali dengan NALAR yang BENING dari tokoh pendidikan nasional kita yaitu Bapak Kihajar Dewantara.

Beliau menyampaikan bahwa dalam pendidikan, PENGUATAN MORAL peserta didik merupakan suatu yang utama dan mutllak untuk dilaksanan. Pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge atau memindahkan materi ajar dari pendidik kepada peserta didik saja, namun pendidikan lebih dari sekedar itu, yakni berupa penanaman dan pembentukan karakter yang kuat pada diri peserta didik.
Pendidik harus mampu membangun motivasi dan semangat anak, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran akan terasa lebih bermakna. Selain hal tersebut guru sebagai pendidik juga harus mampu memberi contoh atau teladan yang baik, yang dapat memberikan rangsangan kepada para siswa untuk dapat berperilaku dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Harapan dan kondisi tersebut di atas tentunya sangat selaras sekali dengan konsep pendidikan yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat), yaitu: Ing Ngarso Sung Tulodo: di depan memberi teladan, Ing Madya Mangun Karsa: di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsadan Tut Wuri Handayani: dari belakang memberi dorongan dan arahan. Inilah konsep yang jelas dan tegas, bagaimana seorang guru berperan dalam rpses pendidikan dan pembelajaran. Sudahkah kita, sebagai pendidik memahami dan melaksanakan konsep tersebut? Keberhasilan pendidikan di masa mendatang perlu dibangun dari pemahaman guru itu sendiri tentang bagaimana belajar dan bagaimana mendidik dan mengajar, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran tidak salah arah.

Bagaimana Pendidikan Dilakukan?
Ki Hajar Dewantara menggaris bawahi, bahwa pendidikan merupakan proses pembudayaan, yakni sebagai suatu upaya dan usaha untuk memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya kebudayaan (pendidikan) dapat ditempuh dengan sikap yang dikenal dengan Teori Trikon, yakni yang pertamaKontinue”; artinya bahwa proses pendidikan harus dilaksanakan secara terus-menerus tanpa henti dan berkeniambungan, yang kedua adalah “Konsentris”; Artinya bahwa dalam mengembangkan pendidikan haruslah terpusat dari kebudayaan sendiri, sehingga nilai-nilai luhur bangsa dapat tertanam di hati generasi muda. Bangsa Indonesia harus mengenal dan memahami budaya dan nilai-nilai luhur bangsanya. Generasi penerus bangsa tidak boleh kehilangan jati dirinya. Dan yang ketiga adalah “Konvergen”; artinya agar mutu pendidikan di Indonesia berkembang dengan baik, setara dengan kualitas pendidikan yang sudah maju di dunia. Untuk itu proses pendidikan dan pembelajaran harus diselaskan dan disesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan jaman, tanpa meningggalkan jati diri bangsa.

Strategi Pembelajaran
Bagaimana strategi yang diteapkan agar proses pendidikan dan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien? Menurut Ki Hajar Dewantara, dalam pendidikan perlu meningkatkan tiga daya dalam diri peserta didik, yakni “Daya Cipta, Daya Rasa dan Daya Karsa”.  Daya CIipta (kognitif) merupakan proses penanaman konsep yang jelas dan tegas bagi peserta didik tentang sesuatu yang dipelajarinya, sehingga mereka memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang sedang dipelajarinya. Selanjutnya pendidikan juga harus memiliki Daya Rasa (afektif), artinya proses pendidikan harus mampu menumbuhkembangkan karakter dan akhlaq anak. Karakter ataupun akhlaq akan berpengaruh pada sikap dan perilaku di dalam kehidupan sehari-harinya. Dan yang terakhir pendidikan harus memiliki Daya Karsa (psikomotor). Artinya dalam proses pendidikan harus mampu menghasilkan ketrampilan yang sesuai dengan bakat anak, sehingga anak mampu berkarya sesuai dengan potensinya. Selanjutnya ketiga strategi tersebut dikenal dengan “educate the head, the heart, and the hand”. Menitikberatkan kesalah satu daya, akan menghambat pertumbuhan yang lainnya sebagai manusia. Ketiga daya tersebut harus di tumbuh kembangkan bersamaan, tanpa mengesampingkan yang lainnya

Selanjutnya, metode yang sesuai dengan sistem pendidikan ini adalah sistem among, yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada pola pembelajaran  asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Pelaksanaan pendidikannya dapat berlangsung dalam berbagai tempat tanpa batas ruang dan waktu, beliau memberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu: Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Non Formal). Ketiga alam tersebut, memiliki pengaruh yang besar untuk membentuk kepribadiaan serta tingkah laku anak.

Selamat Mendidik Anak Bangsa…..Semoga Sukses!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi

Tantangan Bisnis di Era Modern

Oleh: Winarto Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan dengan cara menyedi...