Real Time

Welcome to my personal website:"pojokilmu.net". Informasi Akurat Seputar Pendidikan, Pembelajaran dan Akuntansi....!!!!

Rabu, 12 Agustus 2020

Mengelola Biaya Manufaktur Pesanan (1)

Oleh: Winarto
sumber gmbr; paper.id
Bukti Transaksi Manufaktur Pesanan
Bukti transaksi adalah bukti rekaman tertulis atas terjadinya transaksi dalam perusahaan, baik transaksi internal maupun ekstrnal. Berikut ini beberapa contoh transaksi yang terjadi dalam perusahaan manufaktur:
1.  Transaksi Intern: yakni transaksi yang meibatkan pihak intern perusahaan saja, biasanya transaksi yang melibatkan antar bagian dalam perusahaan saja. Contoh: permintaan pembelian, order pembelian, permintaan bahan, order penjualan, faktur (penjualan), faktur pajak (penjualan), nota (penjualan), nota retur, kuitansi dan sebagainya.
2.  Transaksi ekstrn, yakni transksi yang melibatkan anatra pihak perusahaan dengan pihak ekstern. Contoh: faktur (pembelian), faktur pajak (pembelian), struk (pembelian), kuitansi dan sebagainya. 
Bukti transaksi yang digunakan dalam pengelolaan bahan baku adalah sebagai berikut:
1.    Surat Permintaan Pembelian (SPP)
Surat Permintaan Pembelian Barang adalah Formulir yang  digunakan apabila akan memesan atau membeli barang ketika persediaan barang yang bersangkutan sudah mencapai titik minimum atau sudah habis. Surat Permintaan Pembelian Barang dibuat oleh Bagian Gudang atau bagian lain yang memerlukan barang. Surat Permintaan Pembelian Barang dibuat rangkap 2, lembar 1 diserahakan pada bagian Pembelian dan lembar 2 digunakan untuk arsip bagian yang bersangkutan misalnya bagian  Gudang. Bentuk Formulir Surat Permintaan Pembelian

2. Surat Order Pembelian, Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. Format Surat order Pembelian adalah sebagai berikut:


3. Faktur Pembelian. Bukti transaksi ini merupakan bukti pembelian barang secara kredit. Perusahaan menerima bukti Faktur Asli dari pembeli.  Berikut contoh faktur:


4.  Laporan Penerimaan Barang. Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti tercantum dalam surat Order pembelian. Berikut ini contoh format Laporan Penerimaan barang:

Prosedur dan Pencatatan Transaksi pada Perusahaan Manufaktur
Apabila diamati, maka pengelolaan bukti transaksi dalam perusahaan manufaktur pesanan tidak terlepas dari kegiatan yang ada pada perusahaan tersebut. Secara garis besar langkah-langkah kegiatan pada perusahaan manufaktur pesanan adalah sebagai berikut:
1.    Perusahaan menerima  pesanan dr pelanggan / konsumen.
2.  Perusahaan menentukan barang yang dipesan & selanjutnya melakukan perhitungan harga yang diserap.
3.    Melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan dan menghitung pemakaian biaya bahan baku (BBB).
4.    Menghitung biaya tenaga kerja langsung (BTKL).
5.    Membebankan BOP.
6.    Menghitung BOP sesungguhnya.
7.    Menghitung selisih antara BOP yang dibebankan dengan BOP sesungguhnya.
8.  Mencatat selisih. Perlakuan selisih ada dua yakni dibuka akun selisih terus-menerus dan dibebankan ke penjualan, HPP, dan persd. produk jadi.
9.    Membuat jurnal-jurnal yang diperlukan.
10. Memposting jurnal.
11. Membuat kartu HP sebanyak pesanan

Dari rincian langkah seperti tersebut di atas, maka selanjutnya dapat diberikan ilustrasi tentang berbagai transaksi yang terjadi pada perusahaan manufaktur pesanan. Berikut ini jenis transaksi pada perusahaan manufaktur:
Pembelian Bahan Baku (BB)
Setelah bagian penjualan menerima order pesanan barang dari konsumen, untuk selanjutnya bagian penjualan meminta barang kepada bagian produksi. Sedangkan untuk memproduksi barang tersebut tentunya bagian produksi membutuhkan bahan baku (raw material) pada bagian gudang. Secara garis besar berikut ini merupakan prosedur pembelian bahan baku adalah sebagai berikut:
1.   Bagian gudang meminta pembelian bahan baku pada bagian pembelian, untuk hal tersebut bagian gudang membuat SPP: Surat permintaan pembelian.
2.  Bagian pembelian melakukan order pembelian pada pemasok, untuk hal tersebut dibuatlah Surat Order Pembelian (SOP) dan Surat Pembelian Bahan sesuai permintaan gudang
3. Bagian Gudang melakukan pengeekan dan penerimaan barang, untuk hal tersebut dibuatlah Laporan Penerimaan barang.
Barang yang sudah diterima dari pemasok akan disertai dengan bukti transaksi pembelian yakni Nota Kontan Pembelian (jika pembelian scr tunai) atau bukti berupa Faktur (apabila transaksi pembelian dilakukan secara kredit). Nota kontan pembelian atau Faktur Pembelian oleh bagian keuangan akan dicatat sebagai dasar penyelesaian keuangan atau pencatatan ke dalam kartu Utang. Sedangkan oleh bagian akuntansi akan dicatat ke dalam buku jurnal. Perhatikan contoh berikut ini:
PT Anugerah Jaya, sebagai perusahaan manufaktur, pada tanggal 2 April 2019 menerima pesanan dari konsumen berupa meja kerja sebanyak 50 unit. Untuk hal tersebut maka dibutuhkan bahan baku sebesar 10 m3 kayu jati @ Rp 3.000.000,- dan 3 m3 bahan penolong @ Rp 800.000,-. Perusahaan melakukan pembelian pada tanggal 5 April 2019, dengan syarat n/30.
Pencatatan ke dalam jurnal dengan metode Fisik/Periodik
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2019




April 05
Pembelian

Rp. 32.400.000


         Utang Usaha


Rp. 32.400.000

(Pembelian bahan baku)




Pencatatan ke dalam jurnal dengan metode Perpetual atau Permanen
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2019




April 05
Persediaan Bahan

Rp. 32.400.000


         Utang Usaha


Rp. 32.400.000

(Pembelian bahan baku)




Selain hal tersebut, bagian akuntansi juga akan mencatat ke dalam Kartu Persediaan Bahan, sebagai kendali terjadinya mutasi persediaan. Berikut ini format Kartu persediaan barang:


Pemakaian Bahan Baku
Transaksi pemakaian bahan dimulai dari adanya order produksi dari fungsi penjualan kepada fungsi produksi. Kemudian fungsi produksi menyusun daftar kebutuhan bahan yang diperlukan dalam proses produksi, yang selanjutnya mengajukan permintaan bahan kepada gudang. Prosedur pengeluaran atau pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut: bagian produksi melakukan bon pemakaian bahan baku berdasarkan kebutuhan dan pesanan. Untuk hal tersebut dibuatlah bon pemakaian bahan baku. Bukti tersebut oleh bagian akuntansi akan dicatat sebagai berikut:
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2019




April 07
BDB BBB

Rp. 30.000.000


         Persediaan bahan


Rp. 30.000.000

(pemakaian bahan baku)





Dan juga dalam waktu bersamaan akan dicatat ke dalam Kartu Persedian Bahan: Berikut ini tampilan kartu persediaan barang, setelah ada pemakaian bahan baku:
Selamat Belajar....Semoga bermanfaat!!!

Materi secara lengkap dapat diikuti pada chnel youtube berikut ini:



Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi

Tantangan Bisnis di Era Modern

Oleh: Winarto Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan dengan cara menyedi...