Real Time

Welcome to my personal website:"pojokilmu.net". Informasi Akurat Seputar Pendidikan, Pembelajaran dan Akuntansi....!!!!

Rabu, 27 Januari 2021

Membentuk Sikap Rendah Hati

Oleh: Winarto

Sikap rendah hati merupakan sikap pembentuk karakter manusia yang sifatnya sangat terpuji, Sikap ini pada dasarnya merupakan salah satu sifat yang dianjurkan oleh ajaran agama. Sikap rendah hati akan membentuk karakter seseorang, menjadi insan yang berkualitas. Hakekat dari sifat rendah hati adalah bersikap dan bertindak sewajarnya, berperilaku secara proporsional dengan apa yang dimilikinya. Artinya bersikap dan berperilaku tidak terlalu tinggi dengan kelebihan yang dimiliki. Orang yang merasa lebih hanyalah  akan menghasilkan manusia-manisia yang sombong, angkuh, tinggi hati. Demikian pula sebaliknya juga jangan merasa terlalu merasa rendah dengan segala kekurangan yang dimiliki, sehingga menjadikan diri kita mnusia yang rendah diri. Intinya, tidak ada satu manusia yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekuragan masing-masing.

Apakah sama antara sikap rendah hati dengan sikap rendah diri? Tentu saja sangat berbeda jauh. Sikap rendah diri merupakan sikap yang menganggap dirinya TIDAK MAMPU berbuat apa-apa, kurang percaya pada potensi yang dimilikinya dan akhirnya menimbulkan rasa minder pada dirinya. Sikap rendah diri tentunya harus dihindari, karena akan menjadikan seseorang menjadi generasi yang lemah, karena potensi yang dimiliki tidak berkembang secara optimal. So…jadilah manusia yang rendah hati…dan jauhi sikap rendah diri.

Lantas, bagaimana cara membentuk sikap rendah hati? Pada intinya semua kembali pada diri kita masing-masing, ada tidak kemauan untuk menjadi manusia yang rendah hati, menjadi insan yang bersikap dan berperilaku secara wajar dan proporsional dalam segala situasi dan kondisi. Untuk itu dibutuhkan kesadaran dan dorongan yang kuat dari setiap diri akan arti pentingnya sikap rendah hati.  Sikap rendah hati tidaklah cukup dimengerti atau dipahami saja, tapi yang lebih penting adalah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selajutnya dengan pembiasaaan sikap dan perilaku dalam kehidupan kita. Berikut terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat sikap dan perilaku kita, sehingga mampu membentuk manusia yang rendah hati, manusia yang berkarakter.

1. Hindari Sikap Anti Kritik

Sikap rendah hati dapat dimulai dari sikap terbuka atas kritik yang diberikan dari orang lain. Apa maknanya? Belajar menerima setiap kritik dengan sikap lapang dada.   Dengarkan kritiknya, pahami maknanya dan mulailah evaluasi diri dengan kritik yang kita terima. Menerima kritik, masukan dan saran tidaklah mudah untuk dilakukan oleh sebagaian orang, kebanyakan manusia melihat kritik sebagi sesuatu yang merendahkan atau kurang menghargai yang pada akhirnya akan membuat diri kita menjadi emosi. Kondisi ini tentunya harus kita hindari. Justru sebaliknya…belajar menerima kritik masukan dan saran sebagai untuk penentu keberhasilan masa depan, walaupun memang sulit. Untuk itu maka tidak ada jeleknya menjadikan pemberi kritik sebagai partner untuk membangun hal yang lebih baik. Dari kritikan dan saran yang masuk kita akan dapat materi bagaimana seharusnya kita bersikap dan bertindak. Hindari berargumen yang tidak produktif.  Ini merupakan  langkah awal yang perlu dilakukan jika ingin memiliki sifat rendah hati. Dengan demikian ide, gagasan maupun tindakan kita akan semakin baik dan berkualitas. Ingaaat…tidak ada sesuatu yang sempuurna dalam hidup ini…ya termasuk diri kita.

2. Tumbuhkan Kepekaan Kepada Orang Lain

Kepekaan merupakan sikap memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan, sehingga menimbulkan sikap empati. Sikap Empati merupakan pondasi utama pembentuk sikap rendah hati. Salah satu dampak negatif dari perkemabnagn dan kemajuan jaman adalah bergesarnya sikap dan perilaku manusia dari dari dahulunya simpati penuh empati menjadi apatis dan tidak peduli dengan sesama. Oleh karena itu menenanmkan kesadaran dan kepekaan kepada pihak lain yang dapat memperkuat rasa empati seseorang, menjadi sangat penting dan perlu, khususnya kepada para generasi penerus bangsa. Dengan membangun rasa empati, di saat yang sama sifat rendah hati akan terbentuk. Untuk itulah kita senantiasa berlatih untuk memposisikan diri sebagai orang lain. Dengan demikian sikap dan tindakan kita akan terbentuk bahwa kita bukanlah apa-apa, dan tidak  pantas untuk bersikap tinggi hati.

3. Tetap Menjadi INSAN Pembelajar

Insan pembelajar adalah sosok manusia yang mencintai ilmu pengetahuan. Ciri insan pmbelajar  adalah selalu memanfaatkan waktunya untuk mnasah potensi dirinya melalui belajar dan berlatih tanpa terbatas oleh ruang dan waktu demi terwujudnya apa yang menjadi cita-citanya. Sosok insan pembelajar dapat dikategorikan sebagai insan yang rendah hati karena sikapnya yang merasa belum sempurna dengan apa yang ada pada dirinya, sehingga tetap berproses untuk tidak segan memposisikan diri sebagai orang yang perlu belajar lebih banyak hal. Oleh karena itu orang yang memiliki sikap rendah hati memiliki rasa ingin tahu yang kuat akan suatu hal, tidak segan untuk bertanya demi terwujudnya kejelasan tentang suatu hal. Paradigma lama yang beranggapan bahwa banyak bertanya menunjukkan dirinya menjadi tampak bodoh harus dsingkiran jauh-jauh. Justru sebaliknya, melalui bertanya akan memberikan ruang yang luas bagi orang lain untuk berpartisipasi aktif sehingga pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang lebih baik. Selain hal tersebut, tidak menutup kemungkinan dengan satu pertanyaan sederhana dapat membawa dampak atau perubahan yang lebih besar. Ini adalah bagian dari sifat rendah hati karena dengan selalu belajar dan belajar menunjukkan bahwa kita masih membutuhkan banyak hal, tidak merasa serba tahu tentang suatu hal.

4. Menjadi Pendengar yang Baik

Belajar menjadi PENDENGAR yang baik merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya membentuk sikap rendah hati. Mengapa demikian? Mendengarkan dan memperhatikan apa yang menjadi masukan dari pihak lain berarti ada upaya dari dalam diri untuk memperhatikan kembali apa yang telah kita lakukan. Kesadaraan akan ketidaksempurnaan dirilah yang melandasi sikap tersebut. Oleh karena itu refleksi kembali terhadap karya yang telah kita kerjakan menjadi penting dan perlu untuk dilakukan. Sebagian besar orang menganggap bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang terbaik atau THE BEST…namun setelah diteliti atau dirview oleh pihak lain ternyata masih banyak kekurangan, dan perlu untuk dibenahi. Inilah pentingnya menjadi pendengar yang baik, dan untuk hal tersebut kita harus berani membuka diri dan lapang dada untuk dapat menjadi pendengar yang baik Untuk menjadi pendengar yang baik pastikan kita harus fokus dan kosentrasi ketika terjadi masukan dan saran yang masuk. Pastikan kita memiliki konsep yang jelas dan tegas tentang ide dan gagasan yang ingin diwujudkan, sehingga kita dapat mengembangkan sikap rasa ingin yang tinggi untuk membangun sebuah masukan yang lebih baik

5. Jangan Mengharap Pujian

Mengharap pujian karena prestasi adalah sesuatu yang manusiawi. Pujian sejatinya untuk meningkatkan diri, namun ketika pujian yang didapat membuat seseorang menjadi sombong, tentunya ini akan menjadi racun yang mematikan bagi dirinya. Pujian pada dasarnya disampaikan karena yang bersangkutan memiliki perbuatan atau prestasi yang baik. Oleh karena itu kelebihan yang dimiliki yang ada pada diri kita,  jangan sampai membuat kita terlena dengan pujian yang membuat diri kita masuk dalam jurang kehancuran.

Pujian ini lawan dari kritikan. Apabila diperhatikan sebagian besar orang senang dan berharap untuk mendapat pujian, dan sebaliknya akan alergi ketika menerima kritikan. Kondisi tersebut tentunya wajar,  namun satu hal yang harus diperhatikan adalah mensikapi pujian dan kritikan secara prorsional. Jadikan pujian yang masuk sebagai motivasi diri untuk berbuat yang lebih baik dan hindari sikap berlebihan dalam menerima pujian.  Sikap berlebihan terhadap pujian akan menghasilkan sikap yang sombong, sikap yang merasa dirinya paling baik. Sementara itu terhadap kritik, saran dan masukan harus mampu sebagai faktor pemacu dan pemicu diri kita untuk berkarya yang lebih baik. Sikap seperti itulah yang akan membantu diri kita menjadi pribadi yang rendah hati, pribadi yang berkarakter kuatTidak sombong dan berbangga diri dengan pujian dan sebaliknya tidak patah semangat atau kendor dengan kritikan yang masuk. Semuanya disikapi dengan proporsional dalam upaya menghasilakan karya yang lebih baik

Semoga bermanfaat

Related Post:

  1. Membangun Karier
  2. Mengenal Penghambat Kesuksesan
  3. Membentuk Karakter Anak
  4. 7 Kebiasaan yang Membuat Efektif
  5. Membentuk Mental Juara 
  6. Pernyataan yang bikin gagal dalam wawancara



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi

Tantangan Bisnis di Era Modern

Oleh: Winarto Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan dengan cara menyedi...