Real Time

Welcome to my personal website:"pojokilmu.net". Informasi Akurat Seputar Pendidikan, Pembelajaran dan Akuntansi....!!!!

Selasa, 04 Desember 2018

Penyusutan Aktiva Tetap

ditulis oleh: Winarto, S.Pd.MP.d
Aktiva tetap dimiliki oleh perusahaan untuk kegiatan normal perusahaan, sehingga hal tersebut akan menyebabkan berkurangnya nilai aktiva tetap. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa harga perolehan yang melekat pada aktiva tetap merupakan biaya yang ditangguhkan pembebanannya. Oleh karena itu harga perolehan tersebut harus dialokasikan pada periode-periode yang menikmatinya. Proses alokasi harga perolehan tersebut disebut depresiasi. Untuk  aktiva sumber alam disebut deplesi dan untuk aktiva tak berujud disebut amortisasi.

Dari hal tersebut, maka penyusutan aktiva tetap adalah merupakan suatu cara yang sistematis untuk mengurangi atau mengalokasikan harga pokok perolehan aktiva tetap menjadi beban atau biaya yang dikeluarkan secara berkala atau periodik yang dibebankan ke pendapatan selama umur manfaat aktiva tetap tersebut. Penyusutan aktiva tetap disebabkan oleh bebarapa faktor diantaranya adalah :
1.   Faktor Fisik
Yakni faktor penyusutan yang disebabkan aktiva tetap tetap yang bersangkutan aus karena penggunaan, umur atau karena kerusakan-kerusakan.
2.   Faktor Fungsional
Faktor penyusutan yang disebabkan oleh ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi, adanya kemajuan teknologi, adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.

Faktor-faktor yang menentukan besarnya penyusutan :
1.     Besarnya harga perolehan aktiva tetap
Harga perolehan aktiva tetap adalah harga dari semua pengeluaran biaya yang diperlukan untuk memperoleh aktiva tetap itu sehingga siap dipakai atau berfungsi sesuai dengan tujuan pemilikannya.
2.     Nilai sisa / residu (salvage value)
Adalah tafsiran harga jual aktiva tetap yang tidak terpakai lagi. Nilai jual barang bebas sering disebut nilai residu atau nilai serap.
Jumlah yang disusutkan dan menjadi beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva tetap adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa / residu.
3.     Umur ekonomis aktiva tetap
Adalah lamanya aktiva tetap yang bersangkutan dapat memberikan jasa atau manfaat secara menguntungkan.
4.     Metode Penyusutan atau depresiasi yang digunakan

Metode Penyusutan atau Depresiasi yang Digunakan
Untuk menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap dalam tiap periode, maka diperlukan perhitungan-perhitungan. Besarnya perhitungan penyusutan aktiva tetap akan berbeda-beda, tergantung pendekatan mana yang diambil perusahaan untuk menentukan besarnya penyusutan. Pemilihan metode tergantung pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.

Penentuan besarnya penyusutan setiap periode akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain :
1.     Metode garis lurus (straight line method)
2.     Metode saldo menurun, yang meliputi :
a.   Metode jumlah angka tahun (sum of the years digits method)
b.   Metode tarif tetap atas nilai buku / Metode saldo menurun ganda. ( Double Declining Balance Method )
3.     Metode satuan produksi (unit of production method)
a.   Metode Hasil Produksi ( Productive Output Method )
b.   Metode jam kerja (Service Hours Method)
4.     Metode tarif kelompok / gabungan (composite rate depreciation method)

Untuk memahami secara lebih mendalam dari metode tersebut, maka dapat dijabarkan seperti berikut ini:
1.     Penyusutan Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )
Penyusutan metode garis lurus adalah suatu cara untuk mengurangi dan mengalokasikan harga pokok / harga perolehan aktiva tetap menjadi beban dengan jumlah yang sama setiap periode akuntansi selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut. Metode ini umumnya diterapkan atas aktiva tetap yang memberikan manfaat dari tahun ke tahun relatif sama, seperti gedung, alat penimbang, pengatur udara (AC), perabot kantor.
Rumus :
Penyusutan / Tahun = (HP – NS) / n       atau
Beban Penyusutan   = Tarif Penyusutan x (HP  -  NS)

Keterangan :    HP = Harga perolehan aktiva tetap
NS = Taksiran nilai sisa / residu
n    = Taksiran umur ekonomis

Tarif penyusutan  =  100%  / n      atau    100% / UE                      

Menurut metode garis lurus, tarif penyusutan selama umur ekonomis adalah 100%. Bila umur ekonomis aktiva tetap dinyatakan n tahun, besarnya penyusutan setiap tahun = 100% / n
Contoh :
Tanggal 2 Januari 2009  CV Amanah membeli sebuah mesin fotokopi merek xerok dengan harga perolehan  Rp. 20.000.000,-. Taksiran Umur Ekonomis (TUE) 5 tahun dan taksiran nilai residu Rp. 2.500.000,-. Hitunglah besarnya beban penyusutan mesin fotokopi setiap tahun selama 5 tahun dan buatlah jurnal penyesuaiannya setiap akhir tahun.
Jawab :
Tarif penyusutan tiap tahun =  100% / 5  = 20%
Perhitungan Penyusutan :
Tahun
Keterangan
2009
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00)   = Rp. 3.500.000,00
2010
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00)   = Rp. 3.500.000,00
2011
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00)   = Rp. 3.500.000,00
2012
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00)   = Rp. 3.500.000,00
2013
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00)   = Rp. 3.500.000,00

Jurnal penyesuaian (akhir tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013) adalah sama yaitu :
Tanggal
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
200..





Des.
31
Beban Peny. Mesin Fotokopi

3.500.000
-


    Akm. Peny. Mesin Fotokopi

-
3.500.000







Untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai pencatatan penyusutan akativa tetap selama umur ekonomis, di bawah ini disajikan harga perolehan, beban penyusutan pertahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku mesin fotokopi dari tahun 2009 sampai dengan 2013 sebagai berikut :
Tahun
Harga Perolehan Aktiva Tetap
Beban Penyusutan per Tahun
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir Tahun
2009
Rp. 20.000.000,-
Rp. 3.500.000,-
Rp.   3.500.000,-
Rp. 16.500.000,-
2010
Rp. 20.000.000,-
Rp. 3.500.000,-
Rp.   7.000.000,-
Rp. 13.000.000,-
2011
Rp. 20.000.000,-
Rp. 3.500.000,-
Rp. 10.500.000,-
Rp.   9.500.000,-
2012
Rp. 20.000.000,-
Rp. 3.500.000,-
Rp. 14.000.000,-
Rp.   6.000.000,-
2013
Rp. 20.000.000,-
Rp. 3.500.000,-
Rp. 17.500.000,-
Rp.   2.500.000,-

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan hal-hal berikut ini :
1) Aktiva tetap harus disajikan sebesar harga perolehannya yaitu Rp. 20.000.000,00 walapun setiap tahunnya mengalami penyusutan.
2) Menurut metode garis lurus, beban penyusutan dari tahun ke tahun besarnya sama yaitu Rp. 3.500.000,00.
3)  Berkurangnya nilai aktiva tetap dicatat pada akumulasi penyusutan yang setiap tahunnya betambah sebesar Rp. 3.500.000,00 dan makin lama makin besar.
4)  Nilai buku setiap tahun berkurang sebesar Rp. 3.500.000,00 dan makin lama makin kecil pada saat umur ekonomisnya habis, yaitu setelah berumur 5 tahun sesuai yang ditafsiran tinggal Rp. 2.500.000,00 sama dengan tafsiran nilai residu.

Semoga Bermanfaat...!!!!

Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN


Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN

Al. Haryono Jusup. Dasar-Dsar Akuntansi Jilid 2. (1995). Penerbit: BP STIE YKPN


  Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi

Tantangan Bisnis di Era Modern

Oleh: Winarto Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan dengan cara menyedi...