Real Time

Welcome to my personal website:"pojokilmu.net". Informasi Akurat Seputar Pendidikan, Pembelajaran dan Akuntansi....!!!!

Kamis, 10 Januari 2019

Penilaian Persediaan (Met. Taksiran)

Oleh: Winarto, S.Pd. M.Pd.
Penetapan harga pokok persediaan dengan metode cost mengharuskan perusahaan untuk mengadakan perhitungan secara pisik atas persediaan, umumnya memerlukan waktu lama dan biaya yang besar . Perhitungan fisik persediaan barang dagangan memerlukan biaya yang mahal, sementara kebutuhan manajemen harus dilaksanakan. Untuk mengantisipasinya maka dibutuhkan metode lain yang dapat membantu untuk memperoleh harga pokok persediaan barang dagangan sesuai dengan skedul kebutuhan manajemen tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan barang dagangan secara langsung bagi perusahaan yang menggunakan system periodic
Pada perusahaan tertentu seperti Toserba atau swalayan, metode perhitungan secara fisik  dirasa kurang praktis atau tidak efisien. Untuk itu diperlukan metode lain, yakni metode taksiran, khususnya dalam penilaian persediaan pada laporan intern. Pada metode taksiran ini dapat  digunakan dua cara yakni  Metode Eceran dan Metode Laba kotor. 
Metode Eceran
Metode ini banyak digunakan pada perusahaan-perusahaan besar seperti toserba atau swalayan yang memperdagangkan puluhan bahkan ratusan jenis barang. Dalam hal ini setiap jenis barang yang ada diberikan label harga jual ecerannya, sehingga pelayan toko lebih tahu harga jual eceran dari pada harga pokoknya dan lebih mudah baginya membuat laporan atas barang yang masih ada berdasarkan harga eceran tersebut. Prosedur penilaian persediaan dapat dilakukan seperti berikut ini:
1.  Atas persediaan awal , selain diketahui harga pokoknya, juga diketahui harga jual ecerannya
2.  Setiap terjadi transaksi pembelian harus diketahui jumlah harga jualnya
3.  Dihitung barang tersedia untuk dijual menurut harga beli dan menurut harga jual.
4.  Dihitung prosentase harga pokok terhadap harga jual dengan rumus :

Harga Pokok Persediaan Barang Tersedia dijual
X 100 % = ……….. %
Harga jual barang tersedia dijual

5.  Prosentase harga pokok dengan harga jual tersebut digunakan untuk menaksir harga pokok persediaan yang ada pada kahir akhir suatu periode

Ramayana Supermarket mempunyai data untuk tahun 2018 sebagai berikut :
Keterangan
Harga Pokok
Harga Jual
Persediaan awal 1 Januari 2018
Rp    107.275.000,-
Rp    153.250.000,-
Pembelian bersih tahun 2018
Rp 1.283.750.000,-
Rp 1.829.875.000,-
Barang tersedia untuk dijual
Rp 1.391.025.000,-
Rp 1.983.125.000,-

Persedian barang di Toko per 31 Desember 2018 menurut harga jual eceran Rp 315.000.000,- Tentukan nilai persediaan per 31 Desember 2018  menurut metode eceran!
Jawab :
Persentase harga pokok terhadap harga eceran :
Rp 1.391.025.000,-
x 100 % = 70,143 % dibulatkan menjadi 70 %
Rp 1.983.125.000,-

Persedian barang di Toko per 31 Desember 2018 menurut harga jual eceran Rp 315.000.000,-.
Jadi, nilai persediaan per 31 Desember 2018  menurut metode eceran :
70 % x  Rp 315.000.000,-. = Rp 220.500.000,-

Metode Laba Kotor ( Gross Profit Method )
Pada metode ini konsep yang digunakan adalah konsep hubungan antara harga pokok dan harga jual. Besarnya prosentase laba kotor umumnya didasarkan prosentase laba-laba tahun lalu. Metode laba kotor dapat bermanfaat dalam kondisi berikut ini :
1.     Perusahaan memerlukan laporan persediaan untuk keperluan intern bila perusahaan menggunakan sistem periodik. Atau untuk melihat persedian bulanan, sedang biaya stock opname sangat mahal.
2.     Persediaan rusak atau musnah akibat kebakaran, pencurian, bencana alam dll.
3.     Untuk menguji keabsahan angka persediaan yang dihitung dengan cara lain.

Dalam metode laba kotor  besarnya prosentase laba kotor dapat dihitung dengan
1.     Prosentase laba kotor dari harga jual
2.     Prosentase laba kotor dari harga pokok.

Prosentase laba kotor dihitung dari harga Jual
Dalam metode ini harga jual adalah 100%, sedangkan Harga pokok barang yang dijual  adalah 100% dikurangi laba kotor, atau persen laba kurang dari 100. Cara menentukan nilai persediaan akhir adalah sebagai berikut :
1.     Dihitung lebih dahulu jumlah barang tersedia untuk dijual dengan jalan menambahkan persediaan barang daganga awal tahun ditambah pembelian bersih tahun berjalan.
2.     Dihitung harga pokok barang yang dijual dengan cara jumlah penjualan dikurangi persentase dikali jumlah penjualan.
3.     Dihitung nilai persediaan akhir barang dagangan, yakni barang tersedia untuk dijualdikurang harga pokok barang yang sudah dijual.

Contoh soal :
PT Makmur Jaya dalam tahun 2017 memiliki data sebagai berikut :
o    Persediaan awal 1 Januari 2017              Rp   25.000.000,-
o    Pembelian bersih tahun 2017                          70.000.000,-
o    Penjualan bersih tahun 20017                       126.000.000,-
Hitunglah nilai persediaan akhir per 31 Desember 2017, jika berdasarkan pengalaman tahun lalu laba kotor 40% dari jumlah penjualan bersih.

Jawab :
Persediaan awal 1 Januari 2017                                                  Rp   25.000.000,-
Pembelian bersih tahun 2017                                                              70.000.000,-
Jumlah barang tersedia utk dijual                                                 Rp   95.000.000,-
Penjualan bersih tahun 2017                       Rp 126.000.000,-
Laba kotor 40% x Rp 126.000.000,-                    50.400.000,-
            Harga Pokok Barang yang terjual                                    Rp   75.600.000,-
            Persediaan Akhir                                                              Rp   19.400.000,-

Catatan;
Harga pokok penjualan dapat pula dihitung :
( 100% - 40 % ) x Rp 126.000.000,-         = Rp 75.600.000,-

Persentase laba kotor dihitung dari harga Pokok.
Apabila persentase laba kotor ditentukan dari harga pokok , besarnya harga jual adalah adalah harga pokok (100%) ditambah prosentase laba. Jadi harga jual lebih dari seratus persen atau disebut persen laba diatas seratus. Untuk jelasnya perhatikan contoh berikut ini :
PT Makmur Jaya dalam tahun 2017 memiliki data sebagai berikut :
o    Persediaan awal 1 Januari 2017  Rp   25.000.000,-
o    Pembelian bersih tahun 2017      Rp   70.000.000,-
o    Penjualan bersih tahun 20017     Rp 126.000.000,-
Hitunglah nilai persediaan akhir per 31 Desember 2017, jika berdasarkan pengalaman tahun lalu laba kotor 40% dari harga pokok.
Jawab :
Persediaan awal 1 Januari 2017                                                  Rp   25.000.000,-
Pembelian bersih tahun 2017                                                               70.000.000,-
Jumlah barang tersedia utk dijual                                                 Rp   95.000.000,-
Penjualan bersih tahun 2017                   Rp 126.000.000,-
Harga jual = harga pokok ( 100%) + laba ( 40% ) = 140 %
Jadi harga pokok penjualan : 100%/140% x Rp 126.000.000,-      Rp   90.000.000,-
            Persediaan akhir per 31 Desember 20017                         Rp     5.000.000,-

Atau harga pokok penjualan dihitung sebagai berikut :
Penjualan                                                              Rp 126.000.000,-
Laba kotor 40%/140%  x Rp 126.000.000            Rp   36.000.000,-
HPP                                                                       Rp   90.000.000,-

Selamat Belajar....
Semoga bermanfaat.....!!!!!

Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Al. Haryono Jusup. Dasar-Dsar Akuntansi Jilid 2. (1995). Penerbit: BP STIE YKPN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi

Tantangan Bisnis di Era Modern

Oleh: Winarto Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan dengan cara menyedi...